Kamis, 10 Juli 2008

SYUKUR ATAU KUFUR ?




Pertanyaan diatas seringkali kita abaikan. Kita cenderung menikmati pemberian Allah tanpa berpikir bagaimana cara berterima kasihnya. Kita lebih cenderung melihat beberapa kekurangan kita dibandingkan dengan kelebihan dan potensi yang kita miliki, pemberian Allah SWT yang tak kita sadari itu. Apa jadinya nasib dan keadaan kita ketika kita tidak bersyukur kepada Allah SWT ?. Dalam Al-Qur'an telah dijelaskan tentang masalah itu. Perhatikan ayat ke-7 surat Ibrahim, yang (dalam bahasa Indonesia) berbunyi : "apabila kalian bersyukur, pasti akan aku tambahkan nikmatku. Apabila kalian kufur, sesungguhnya siksaku sangat pedih".
Apa yang dimaksud dengan syukur ? dan apa itu kufur ?. Syukur menurut bahasa adalah sekedar ucapan terima kasih, biasanya cukup mengucapkan hamdalah (alhamdulillah). Syukur menurut istilah berarti mengaplikasikan segala potensi dan kemampuan yang kita miliki ke dalam bentuk perbuatan, perkataan, atau apa saja yang berbuah kebaikan, sebagai wujud terima kasih itu. Yang terakhirlah (syukur menurut istilah) yang dimaksud disini. Selain kita mengucapkan ucapan terima kasih 'Alhamdulillah, kita juga mengaplikasikannya ke dalam bentuk kebaikan seperti yang dipaparkan diatas
Sedangkan kufur adalah kebalikan dari syukur, yaitu mengingkari nikmat. Boro-boro berbuat baik sebagai bentuk terima kasih, berterima kasih saja tidak !. Malah yang ada mengeluh, menggerutu, merasa serba kekurangan, dan tidak pernah tercukupi. Padahal kalau bicara masalah cukup atau tidak, ayat diatas dapat menjawab pertanyaan itu. Agar nikmat kita bertambah, hendaknya kita bersyukurlah dulu. Sebaliknya, kalau kita kufur (ingkar nikmat), siksa Allah sangat pedih. Mau dapat tambah malah dapat siksa ! Na 'udzu billah !
Oleh karena itu, sering-seringlah kita berintrospeksi diri, merenungkan, dan menghitung setiap nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Setiap saat Setiap waktu.. Agar kita senantiasa bersyukur atas nikmat Allah yang tidak dapat dihitung itu. Sekalipun air laut dijadikan tinta untuk mencatat semua nikmat Allah. Kita renungkan saja nikmat yang kita tahu dan kita rasakan. Seperti nikmatnya melihat. Cara bersyukurnya adalah dengan menggunakan penglihatan itu kepada pandangan yang baik-baik seperti membaca Al-Qur'an dan memahami artinya, membaca buku, merenungi tanda-tanda kekuasaan Allah, dan lain-lain. Kita diberi telinga, kita diberi hidung, kita diberi kemampuan untuk berbicara, dan lain-lain. Gunakanlah fasilitas -fasilitas tersebut kepada hal-hal yang diridhai Allah SWT. Tidak dimanfaatkan dengan semena-mena terhadap hal yang bukan-bukan. Karena semua itu hanya titipan.
Kalau kita tidak bersyukur, dalam arti kufur nikmat, apakah kita keluar dari Islam ?. Tidak. Karena yang dimaksud disini adalah kufur 'amali (perbuatan) bukan kufur i'tiqodi (keyakinan yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kekafiran. Na 'udzu billahi min dzalik.
Jadi intinya.... Syukur dulu, baru nikmat akan ditambah. Insya Allah, bahkan demi Allah. Dia tidak akan menyalahi janjinya. Al-Qur'an adalah kitab suci. Al-Qur'an adalah firman Allah SWT. Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar: