Selasa, 30 Desember 2008

Beranikan dirimu !

1. Takut karena salah, berani karena benar

Ya. Itu bukan teori semata. Ketika seseorang berbuat salah, dia selalu dibayang-bayangi oleh ketakutan. Sedangkan orang yang merasa dirinya sudah melakukan yang baik dan benar, dia akan percaya diri menghadapi situasi apapun. Sekalipun ia dalam keadaan difitnah, misalnya.
Bagaimana dengan orang yang tidak melakukan kesaahan apapun, namun dia tetap merasa takut menghadapi suatu masalah ?, Itu disebabkan oleh perasaan negatif yang berlebihan. Seperti takut disalahkan, takut dituduh, dan lain-lain.. Padahal kalau kita selalu ingat Allah swt yang Maha Tahu, insya Allah perasaan takut yang berlebihan itu akan sirna. Serahkan semua pada-Nya. Dia pemilik segalanya. Sebagai contoh, orang yang akan menghadapi ujian. Meskipun Ia sudah berusaha dan belajar dengan sungguh-sungguh tapi perasaan takut selalu ada seperti, takut tidak lulus, takut mendapat nilai jelek, takut tidak bisa menjawab, takut soalnya susah, dll.
Ketika anda sudah berusaha (dengan maksimal) dan anda berdo’a kepada Allah, jangan lagi ada rasa takut ! Allah selalu mendengar permohonan hamba-Nya. Jangan tinggalkan sholat dan ibadah lainnya serta jauhi maksiat ! Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan berserah diri !

2. Berani berbuat berani bertanggung jawab

Kata-kata ini juga sering kita dengar dan kita ucapkan meski jarang yang melaksanakan. Kebanyakan diantara kita berani berbuat namun enggan mempertanggung jawabkan perbuatannya itu. Alasannya pun bervariasi.
“Lempar batu sembunyi tangan”, mungkin pribahasa ini seirama dengan ungkapan diatas. Tidak semata-mata pribahasa itu dibuat kalau tidak ada makna yang terkandung di dalamnya. Ada pelajaran disana. Kita diharapkan untuk tidak menjadi penakut dan pengecut !

3. Berani bertindak

Ketika kita menghadapi kesulitan, banyak ketakutan yang merongrong pikiran kita sehingga kita tidak sempat berpikir tenang dan jernih. Disaat itu pula kita terkadang atau bahkan sering mendapati jalan keluarnya namun tidak berani untuk mewujudkannya dengan bentuk tindakan yang konkrtit. Alasannya bermacam-macam. Takut ini, takut itu, takut gagal, takut tidak efektif, dan lain-lain.
Bertindaklah ! Sayang kalau ide-ide anda tidak diwujudkan menjadi kenyataan. Masalah berhasil atau tidak, itu beda lagi urusannya. Meski demikian, berpikirlah sebelum bertindak !. Tindakan yang terkonsep akan menghasilkan hasil yang baik, insya Allah. Tapi jangan terlalu lama berpikir yang mengakibatkan kita ragu dan takut. Baca Basmalah, Maju dan Tawakal !

4. Berani berbicara (di depan umum)

Diam itu emas. Ya. Namun diam yang aktif. Diam yang menjauhi perkataan kotor, diam dalam keadaan berpikir, diam karena banyak mendengar, dan sebagainya. Ketika anda ditunjuk untuk maju dan berbicara di depan kelas, itu lain ceritanya. Anda dituntut untuk berani berbicara, apalagi yang dibicarakannya tentang ilmu. Bagaimana rasanya ketika anda berbicara di depan umum ?, rasa takut, gemeteran, keringatan, pikiran mendadak blank (kosong), tentu sudah tidak asing lagi. Itu wajar !
Persiapkan diri anda (fisik maupun mental) materi yang akan disampaikan, dan pelajari teknik berbicara di depan umum. jangan anggap remeh !
Bagaimana kalau kita disuruh berbicara di depan umum secara mendadak ?. kalau kita sudah pengalaman sih, tidak masalah. Kalau itu baru pertama kali, mungkin lebih baik anda menolak secara baik-baik. Bagaimana kalau terpaksa dekarenakan memang penting ? Tarik nafas, ingat apa saja yang pernah anda tahu ! Tersenyumlah ! Jauhi perkataan yang panjang lebar ! Singkat dan usahakan berisi ! Katakan “bisa” !

5. Berani berpendapat

Di dalam sebuah diskusi atau rapat, misalnya, terdapat hal-hal yang anda tidak suka atau tidak setuju, bahkan tidak sesuai dengan aturan/ ajaran Agama (Islam), tapi anda tidak berani untuk mengutarakan ketidaksetujuan itu, dikarenakan anda merasa kurang percaya diri. Anda merasa bahwa wawasan anda kurang dibandingkan dengan orang lain. Anda takut, pendapat anda tidak diterima.
Itu hanya sebagian kecil dari beberapa alasan.
Ingat ! Katakanlah kebenaran walau itu pahit ! walau itu berat !. Anda jangan membiarkan diri anda terbelenggu oleh ketakutan, terlebih untuk mencegah kebathilan. Memang itu tidak mudah. Anda butuh latihan, khususnya latihan memberanikan diri untuk mengemukakan pendapat. Masalah diterima atau tidak, bukan urusan. Jangan pula bertindak ceroboh. Anda harus yakin dan mempertimbangkan pendapat anda. Pelajari etika berpendapat. Kalau memang yakin, baca Bismillah.... acungkan jari (dengan mantap), berdiri, tersenyum... dan katakan maaf, dan seterusnya. Pokoknya harus tegas dan jangan berbelit-belit ! OK ?

6. Berani membuat keputusan

Jika anda sebagai pemimpin, ketua, orang yang berpengaruh, atau siapa saja, ketika dihadapkan kepada bermacam pilihan, apa yang akan anda lakukan ?. kebanyakan bingung, bimbang, panik, dan stress. Apa penyebabnya ? apakah itu dikarenakan jangka waktu yang pendek yang harus segera didapatkan jawabannya atau karena semuanya penting ?. Apapun alasannya, ambil dan lakukan hal yang paling penting, kalau sempat, yang lebih penting, penting, baru yang kurang penting.
Kalau memang dalam keadaan mendesak, tenangkan diri anda, serahkan pada Allah, baca Basmalah, Ambil sikap dan buat keputusan yang bijaksana. Terlebih anda seorang pemimpin. Anda jangan plin-plan !

7. Berani bergaul

Anda termasuk orang yang pemalu ? orang yang selalu minder ketika berkumpul dengan orang lain ? atau anda termasuk orang yang lebih senang mengurung diri di rumah daripada berinteraksi dengan orang-orang yang ada dilingkungan anda ?.
Kalau anda mengurung diri dan menjauhi orang-orang karena alasan takut membuang waktu yang sia-sia, itu bagus dan dibenarkan. Seperti menjauhi dari membicarakan kejelekan orang lain, berkata-kata yang tidak bermanfaat, atau takut menyakiti orang lain. Kalau alasannya karena anda merasa diri lebih rendah dari orang lain, maka itu salah !. Rendah hati boleh tapi rendah diri jangan, dong !. Tidak ada yang patut kita takuti kecuali Allah ! Allah Maha Besar !. Bergaullah dengan orang (muslim) yang baik-baik. Ambillah manfaat dari pergaulan itu. Pereratlah tali silaturahmi dan persatuan sesama umat Islam !
Kalau anda merasa kurang tampat, kurang tinggi, dan macam kekurangan lainnya, itu tidak penting !. Allah menilai hamba-Nya bukan dari apa-apa melainkan dari keimanan dan ketaqwaannya. Perdalamlah ilmu dan wawasan, (khususnya tentang keislaman), hiasi dengan akhlak mulia, dan bertaqwalah !


8. Antara berani dan gegabah

Anda harus berani tapi jangan gegabah. Keberanian yang dilandasi nafsu atau ego semata dan tidak dapat dipertanggung jawabkan akan menimbulkan kekacauan. Terlalu berani, akhirnya menjadi over (berlebihan!. Tidak sedikit malapetaka yang timbul akibat sikap yang gegabah. Hati-hatilah dalam berkata, berbuat, dan mengambiul sikap !

9. Berani menghadapi kehidupan

Allah swt Maha Kuasa. Dia berkuasa dan berkehendak menngatur hidup manusia. Susah-senang, miskin-kaya, sehat-sakit. Kesulitan yang kita hadapi adalah ujian dari-Nya. Kesenangan yang kita dapati ujian-Nya. Miskin-Kaya, sehat-sakit, juga ujian/ cobaan dari Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala. Bertaqwalah ! Beranilah hadapi hidup ! Allah tidak akan menyenhgsarakan makhluknya (yang beriman dan bertaqwa) !

10. Berani mengatasi masalah dan memecahkannya

“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan” (Al-Insyiroh : 5 - 6)

Tidak semata-mata Allah menurunkan penyakit tanpa ada obatnya. Tidak sesekali Allah memberikan kesulitan tanpa diberinya jalan keluar/ kemudahan.
Yang namanya masalah, selalu ada dalam kehidupan kita. Tapi bukan berarti kita harus berkeluh kesah dan berputus asa. Justru, jadikanlah itu sarana kita mendekatkan diri kepada Allah swt. Besar ataupun kecil masalah yang ada pada kita, menurut Allah sama saja. Semuanya mudah !.
Ketika kita mengalami kesulitan, hadapilah dan memohon pada Allah lalu pecahkanlah masalah itu ! Jangan Takut !

11. Berani membela Agama Allah

Bukankah kita selalu memohon pertolongan kepada Allah dan berharap pertolongan Allah itu segera datang ?. Allah Maha pemurah, pengasih, dan penyayang. Lihat dan renungi Surat Ibrohim ayat 7 : yang salinannya “Jika kamu menolong (agama) Allah maka Allah akan menolongmu dan menetapkan kedudukanmu”
Yakinlah bahwa Allah Maha Benar (Al-Haq), Maha Mendengar (Assamii’), Maha Melihat (Al-Bashiir). Yakinlah dengan kalamullah !, Yakinlah dengan ayat itu !. Intinya anda harus membela agama (yang diridhai) Allah ! Ada harus berdakwah ! jangan takut ! persiapkan diri, ilmu, wawasan, dan yang penting niat yang ikhlas !
Masalah rizki, jodoh, dan umur, Sudah Allah Jamin. Tugas kita adalah belajar (ilmu), beribadah, berkarya, dan berdakwah !

Kaum muslimin yang dirahmati Allah ! semua itu hanya sebagian saja dari beberapa keberanian yang semestinya dimiliki setiap Muslim. Intinya... kita harus
“Berani menghadapi setiap masalah demi tegaknya kebenaran !”

Wallahu A’ lam. Alhamdulillaahirobbil ‘aalamiin

Wassalam

Selasa, 25 November 2008

paTaS !!! (Cepat Tapi Santai)

Anda ingin menguasai bahasa inggris ?.

Coba anda ibaratkan bahasa inggris itu seperti rumah yang sedang terkunci. Ketika anda ingin masuk, tentu harus punya kuncinya. Anda akan kesulitan masuk ke rumah tersebut karena tidak tahu atau miliki kuncinya. Kecualai memaksakan diri, dsb. Kunci dalam bahasa inggris adalah Tenses. Dengan gerigi Auxiliary verb (kata kerja bantu), Irregular verb (kata kerja tidak beraturan), tata bahasa, dan kosa kata.

Tenses (bentuk waktu) yang jumlahnya 16, akan saya ringkas menjadi 8, karena inilah yang sering dipakai dalam percakapan ataupun yang lainnya termasuk membuat kalimat panjang. Irregular verb yang dipilih adalah yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara Auxiliary verb, sebagaimana adanya, karena tidak banyak.

Semua bahasa sifatnya hafalan. Jadi jangan alergi dengan yang namanya menghafal. Bagi anda yang malas menghafal, jangan terlalu banyak berharap ingin bisa bahasa inggris !. cintai hafalan ! (apalagi manfaatnya buat kita juga. Kiita ?). Jangan anggap hafalan adalah sesuatu yang membuat kita pusing, jenuh, bosan dll ! Jangan ! sekali lagi jangan !.
Ikutilah poin-poin yang penting dalam menghafal di bawah ini :

1. Menghafallah sesuai kemampuan anda !
2. Kalau anda termasuk orang yang senang menghafal, alangkah baiknya ditarget. Misalnya 1 hari harus dapat apa, berapa, berapa halaman, dsb.
3. Ketika anda bosan, bukan berarti anda harus berhenti total untuk menghafal. Coba cari kegiatan yang lain dulu untuk menyegarkan pikiran.
4. di saat materi, kosa kata, atau yang lainnya susah masuk (ke otak), bukan berarti anda ditakdirkan tidak akan bisa menguasai bahasa inggris. Bahkan semakin susah masuk, disaat sudah masuk ke otak biasanya tahan lama (insyaAllah).
5. Alangkah baiknya menghafal di suasana yang tenang dan sejuk. Terutama suasana hati dan pikiran. Ada juga yang menghafal sambil mendengarkan musik dan lain-lain. Kalau bisa, usahakan dalam setiap suasana kita harus bisa menagkap pelajaran walaupun sedikit. Susah ? anda yang berkata susah ! bagi Allah semua mudah. Kalau memang susah, tidak harus dikatakan. Itu dapat mempengaruhi kepribadian dan pola pikir kita !
6. Nikmati masalah !
7. Tidak usah terburu-buru !
8. Jangan lupa berdo’a dan tawakal !

Di sini anda diuji kesungguhan, apakah benar ingin menguasai bahasa inggris atau tidak. Maka menghafallah ! tidak ada kata lain !
Ketika anda malas menghafal dan mengalami kegelisahan bahwa anda ingin bisa bahasa inggris maka anda harus menghafal !

Di bawah ini akan diterangkan tentang Tenses (bentuk waktu) terlebih dahulu.

Pada dasarnya, bentuk waktu itu terdiri dari 3 (tiga) :
1. Sekarang/ masa kini (present)
2. Masa lalu (past)
3. Masa depan (future)

Penjelasannya sebagai berikut :

TENSES (BENTUK WAKTU)

1. Simple present tense.
Suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi secara berulang-ulang, merupakan kebiasaan, atau menyatakan kebenaran umum. Lebih mudahnya, kalimat yang tidak ada keterangan lampau atau masa mendatang

Rumus : 1). S + to be (am, is, are) + O
2). S + Verb 1 (s/ es) + O

Kenapa ada 2 rumus ?
Rumus pertama digunakan untuk kalimat yang tidak ada kata kerjanya (seperti kata benda, kata sifat, atau kata keterangan) sedangkan rumus yang kedua, untuk kalimat yang ada kata kerjanya, seperti makan, tidur, duduk, pergi, dll.
Paham ?

Contoh :
1. (+) dia adalah seorang pelajar = he is a student
(-) dia bukan seorang pelajar = he is not a student
(?) apakah dia seorang pelajar ? = is he a student ?

Perhatikan !
- untuk kalimat negatif cukup ditambah “not” setelah kata kerja bantu (to be “is”)
- untuk kalimat tanya, hanya meletakan kata kerja bantu (to be “is”) di depan subyek.
- masalah kata kerja bantu, nanti dijelaskan dalam bab yang lain (insyaAllah)

2. (+) mereka pergi ke Bandung = they go to Bandung
(-) mereka tidak pergi ke Bandung = they don’t go to Bandung
(?) apakah mereka pergi ke Bandung ? = do they go to Bandung ?

Perhatikan !
- kalimat negatif, tinggal ditambah “don’t” (do not) setelah subyek
- kalimat tanya cukup menambahkan kata “do” di depan subyek. Artinya “apakah”
- contoh yang lain, lihat dibawah ini :

dia pergi ke Bandung = he goes to Bandung
dia tidak pergi ke bandung = he doesn’t go to Bandung
apakah dia pergi ke Bandung ? = does he go to Bandung ?

Catatan :
- Subyek yang menggunakan to be “am” hanya “I”
- Subyek yang menggunakan to be “is” adalah He, She, It, dan kata benda tunggal (nama orang/ benda/ binatang tunggal, seperti : Fitri, book, cat, dsb)
- Subyek yang menggunakan to be “are” adalah You, We, They, dan kata benda jamak. (nama orang/ benda/ binatang jamak seperti Fitri & Sarah, books, Cats, dsb)
- kata kerja bantu untuk rumus ke-2 adalah “do” (subyek : I, You, We, They &
kata benda jamak”) dan “does” (subyek “he, she, it, & kata benda tunggal).
Kata kerja kembali ke bentuk semula, yaitu “go” bukan “goes” (kalimat
Negatif dan kalimat tanya)
- kata kerja yang ditambah 'es' (dalam rumus 2 Simple Presen Tense) adalah kata kerja yang berakhiran : "s, ss, sh, ch, x, z, dan o. Subjeknya He, she, it, dan kata benda tunggal.

2. Simple present continuous tense.
Suatu peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung. Dengan kata lain : kalimat yang terdapat kata ‘sedang’ dan tidak ada keterangan lampau atau waktu mendatang

Rumus : S + to be (am, is, are) + Verb 1 + ing + O

Kenapa rumusnya hanya satu ?
Karena dalam bentuk ini, tidak ada kata lain kecuali kata kerja.

Contoh : saya sedang membaca buku = I am reading book
saya tidak sedang membaca buku = I am not reading book
apakah saya sedang membaca buku ? = Am I reading book ?

Catatan : Rumus ini bisa juga digunakan untuk masa yang akan datang, seperti “I am eating in the restaurant tomorrow “(saya akan makan di Restoran besok), etc (et cetera = dan lain -lain).

Tidak ada yang harus dijelaskan. Silakan pahami contoh !
Buatlah contoh lain berdasarkan contoh-contoh diatas ! Jangan takut salah !

3. Simple present perfect tense.
Suatu peristiwa atau kejadian yang (sempurna) telah di kerjakan. Dengan kata lain, kalimat yang ada kata ‘telah’/ 'sudah' dan tidak ada keterangan lampau atau mendatang

Rumus : 1). S + have/has + been + O
2). S + have/has + Verb 3 + O


Contoh : 1. saya sudah berada dirumah = I have been at home
saya belum berada dirumah = I have not been at home
sudahkah saya berada dirumah ? = Have I been at home ?

2 . saya sudah makan = I have eaten
saya belum makan = I have not eaten
sudahkah saya makan ? = Have I eaten ?

Catatan :

 Been = berada, menjadi.
 Have digunakan untuk subyek “I, You, We, They, dan kata benda jamak”.
 Has digunakan untuk subyek “He, She, It, dan kata benda tunggal”.

Pahami dan praktekan walau hanya sedikit ! Jangan sekedar baca !. ok ?!

4. Simple past tense.
Suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi dimasa lampau (tidak ada kaitannya dengan waktu sekarang)

Rumus : 1). S + to be (was, were) + O
2). S + Verb 2 + O

Contoh : 1. dia (lk) sakit kemarin = he was sick yesterday
dia (lk) tidak sakit kemarin = he was not sick yesterday
apakah dia (lk) sakit kemarin ? = Was he sick yesterday ?

2. dia (pr) pergi ke Bali tadi pagi = she went to Bali this morning
dia (pr) tidak pergi ke Bali tadi pagi = she didn’t go to Bali this morning
apakah dia (pr) pergi ke Bali tadi pagi ? = did she go to Bali this morning ?

Catatan :

 Was = lampau dari “am dan is”.
 Were = lampau dari “are”.
 Kata kerja bantu yang digunakan adalah “did”
 Dalam kalimat negatif dan kalimat tanya (Rumus ke 2), kata kerja (lampau) kembali kepada kata kerja pertama, yang di lampaukan adalah kata kerja bantunya (“do/ does” menjadi “did”).
 “Was not” bisa disingkat menjadi “wasn’t”

5. Simple past continuous tense.
Suatu peristiwa atau kejadian sedang berlangsung di masa lampau, atau untuk menyatakan dua kejadian di waktu lampau.

Rumus : S + to be (was, were) + Verb 1 + ing + O

Contoh : They were sleeping last night (mereka sedang tidur tadi malam)
They were not sleeping last night
Were they sleeping last night ?

I was taking a bath when he came.
Saya sedang mandi ketika dia datang
I was not taking a bath when he came.
Saya tidak sedang mandi ketika dia datang
Was I taking a bath when he came ?
Apakah saya sedang mandi ketika dia datang ?


6. simple past perfect tense.
Kalimat yang terdapat kata sudah/ telah dan ada keterangan lampau

Rumus : 1). S + had + been + O
2). S + had + Verb 3 + O

Contoh : I had been a teacher last year = Saya telah menjadi (seorang) guru tahun lalu
I had not been a teacher last year
Had I been a teacher last year ?

I had eaten this morning (saya sudah makan tadi pagi)
I had not eaten this morning
Had I eaten this morning ?

Catatan :
- had adalah lampau dari have/ has

7. Simple future tense.
suatu peristiwa yang akan berlangsung di waktu mendatang

Rumus : 1). S + will/shall + be + O
2). S + will/shall + Verb 1 + O

Contoh : 1). I will be at home tomorrow
I will not be at home tomorrow
Will I be at home tomorrow ?

2). I will come here tomorrow
I will not come here tomorrow
Will I come here tomorrow ?

8. simple future continuous tense
suatu peristiwa yang akan berlangsung di waktu mendatang dan dinyatakan waktu (jam)nya

Rumus : S + will/ shall + be + Verb 1 + ing + O

Contoh : (+) he will be going to Jakarta at 9 a.m tomorrow
dia (lk) akan pergi ke jakarta jam 9 pagi besok
(-) he will not/won’t be going to Jakarta at 9 a.m tomorrow
dia (lk) tidak akan pergi ke jakarta jam 9 pagi besok
(?) will he be going to Jakarta at 9 a.m tomorrow ?
akankah dia pergi ke Jakarta jam sembilan pagi besok ?

Bagaimana ? ada pertanyaan ?
Ada yang kurang jelas ?
Apakah anda ingin melanjutkan materi pelajaran ?
Silakan tinggalkan komentar !
Atau hubungi : 08988 4010 26 (Surya)

Jumat, 18 Juli 2008

Tip Menulis

Perhatian: Pengutipan sebagian atau keseluruhan suatu artikel diperbolehkan dan tidak diperlukan ijin terlebih dulu asal menyebut www.fatihsyuhud.com sebagai sumber pengambilan. Terima kasih
Klik link-link di bawah untuk info lebih detail mengenai tips dan trick menulis di media massa cetak atau online
Tip Menulis di Media Massa Cetak atau Online
• Alamat Email Media Massa Cetak Indonesia
• Bagaimana Memulai Menulis?
• Meresapi Gaya Orang Menulis
• Membina Hubungan dengan Media
• Basis dan Topik Tulisan
• Honor Tulisan dan Biodata Penulis
• Menulis Surat Pembaca
• Menulis Artikel Bahasa Inggris
• Nulis Buku, Pak Dosen!
• Aku Tak Bakat Menulis
Tips Menulis di Blog
• Bahan Menulis Blog
• Panjang Tulisan di Blog
• Bagaimana Supaya Produktif Menulis
• Tips Sukses Menulis di Blog
• Jangan Terobsesi Komentar: Blog Pakar dan Non-Pakar
• Nulis Blog Modal Copy Paste Tulisan Blogger Lain
Bagaimana Memulai
Banyak yang ingin menulis ke media tapi bingung bagaimana memulainya. Ada dua cara:
1. Mempelajari teori menulis baru praktik;
2. Learn the hard way atau menulis dulu teori belakangan.
Terserah kita mana yang lebih enak dan nyaman. Tapi, berdasarkan pengalaman rekan-rekan di India yang tulisannya sudah banyak dimuat di media, alternatif kedua tampaknya lebih bagus. Rizqon Khamami, Zamhasari Jamil, A. Qisai, Tasar Karimuddin, Beben Mulyadi, Jusman Masga, Irwansyah, dan lain-lain semuanya belajar menulis dengan langsung mengirim tulisannya. Bukan dengan belajar teori menulis lebih dulu.

Saya sendiri merasa alternatif kedua lebih enak. Ini karena kemampuan daya serap saya terhadap teori sangat terbatas. Saya pernah mencoba belajar teori menulis. Hasilnya? Pusing. Bukan hanya itu, bahkan dalam belajar bahasa Inggris pun, saya cenderung langsung membaca buku, koran atau majalah. Pernah saya coba belajar bahasa Inggris dengan membaca grammar, hasilnya sama: pusing kepala.
Sulitkah Menulis?
Sulitkah menulis? Iya dan tidak. Sulit karena kita menganggapnya sulit. Mudah kalau kita anggap “santai”. Eep Saifullah Fatah, penulis dan kolomnis beken Indonesia, mengatakan bahwa menulis akan terasa mudah kalau kita tidak terlalu terikat pada aturan orang lain. Artinya, apa yang ingin kita tulis, tulis saja. Sama dengan gaya kita menulis buku diary. Setidaknya, itulah langkah awal kita menulis: menulis menurut gaya dan cara kita sendiri. Setelah beberapa kali kita berhasil mengirim tulisan ke media — dimuat atau tidak itu tidak penting– barulah kita dapat melirik buku-buku teori menulis, untuk mengasah kemampuan menulis kita. Jadi, tulis-tulis dahulu; baca teori menulis kemudian. Seperti kata Rhoma Irama, penyanyi kesayangan Malik Sarumpaet.
Topik Tulisan
Topik tulisan, seperti pernah saya singgung dalam posting beberapa bulan lalu, adalah berupa tanggapan tentang fenomena sosial yang terjadi saat ini. Contoh, apa tanggapan Anda tentang bencana gempa dan tsunami di Aceh? Apa tanggapan Anda seputar pemerintahan SBY? Apa tanggapan Anda tentang dunia pendidikan di Indonesia? Dan lain-lain.
Sekali lagi, usahakan menulis sampai 700 kata dan maksimum 1000 kata. Dan setelah itu, kirimkan langsung ke media yang dituju. Jangan pernah merasa tidak pede. Anda dan redaktur media tsb. kan tidak kenal. Mengapa mesti malu mengirim tulisan? Kirim saja dahulu, dimuat tak dimuat urusan belakangan. Keep in mind: Berani mengirim tulisan ke media adalah prestasi dan mendapat satu pahala. Tulisan dimuat di media berarti dua prestasi dan dua pahala. Seperti kata penulis dan ustadz KBRI, Rizqon Khamami.
Rendah Hati dan Sifat Kompetitif

Apa hubungannya menulis dengan kerendahan hati? Menulis membuat kita menjadi rendah hati, tidak sombong. Karena ketika kita menulis dan tidak dimuat, di situ kita sadar bahwa masih banyak orang lain yang lebih pintar dari kita. Ini terutama bagi rekan-rekan yang sudah menjadi dosen yang di mata mahasiswa-nya mungkin sudah paling ‘wah’ sehingga mendorong perasaan kita jadi ‘wah’ juga alias ke-GR-an.
Nah, menulis dan mengririm tulisan ke media membuat kita terpaksa berhadapan dengan para penulis lain dari dunia dan komunitas lain yang ternyata lebih pintar dari kita yang umurnya juga lebih muda dari kita. Di situ kita sadar, bahwa kemampuan kita masih sangat dangkal. Kita ternyata tidak ada apa-apanya. Ketika kita merasa tidak ada apa-apanya, di saat itulah sebenarnya langkah awal kita menuju kemajuan.
Kita juga akan terbiasa menghargai orang dari isi otaknya bukan dari umur atau senioritasnya apalagi jabatannya.
Di sisi lain, membiasakan mengirim tulisan ke media membuat sikap kita jadi kompetitif. Sekedar diketahui, untuk media seperti KOMPAS, tak kurang dari 70 tulisan opini yang masuk setiap hari, dan hanya 4 tulisan yang dimuat. Bayangkan kalau Anda termasuk dari yang empat itu. Itulah prestasi. Dan dari situlah kita juga belajar menghargai prestasi dan keilmuan serta kekuatan mental juara seseorang.
Meresapi Gaya Orang Menulis
Di bagian sebelumnya disebutkan bahwa cara terbaik memulai menulis adalah LEARN THE HARD WAY. Langsung menulis menurut insting, tanpa belajar teori; bak cowok atau cewek yang rajin menulis diary kala sedang jatuh cinta. Dan langsung dikirim ke media.
Cara lain adalah dengan BANYAK MEMBACA TULISAN/ARTIKEL ORANG yang sudah dimuat. Resapi tutur bahasanya. Teliti cara pengungkapan idenya.

Umumnya tulisan apapun tak luput dari tiga unsur: pengantar, isi dan penutup/kesimpulan. Ketiga unsur ini tak pernah disebut tapi bisa dirasakan. Semakin banyak kita membaca tulisan orang, akan semakin mudah kita menyerap dan membedakan mana yang pengantar, isi dan kesimpulannya; dan semakin mudah kita ‘meneladani’ gaya dan cara ekspresinya.Biasanya kita akan cenderung meniru gaya penulis tenar yang bentuk dan ide tulisannya paling sesuai dengan ide-ide kita. Rizqon, misalnya, yang cenderung terbawa gaya menulis Ulil Abshar-Abdalla, tokoh muda NU idolanya yang walaupun cuma lulus M.A. sudah sering memberikan general lectures di berbagai universitas beken Amerika seperti di Harvard Univ., Michigan Univ., dan lain-lain. Saat ini, Rizqon tampak sudah pindah meneladani gaya tulisan Saifuddin Zuhri, menteri agama RI era Sukarno yang produktif menulis. Anda bisa melihat gaya baru tulisan Rizqon Khamami ini dalam kumpulan tulisannya di situsnya: http://rizqonkham.blogspot.com
Sedangkan Zamakhsyari Jamil cenderung meniru gaya menulis tokoh pujaannya dari Riau, Tabrani Yunis, bekas tokoh Riau Merdeka, yang kolomnis tetap di koran Riau Pos. Tulisan-tulisan Tabrani Yunis yang slengekan dan tajam tampak mewarnai tulisan ustadz muda KBRI ini. Kumpulan tulisannya yang sudah dipublished maupun belum bisa Anda temui di situsnya http://e-tafakkur.blogspot.com
Saya sendiri, yang kata ayah saya “berotak lemah dan bodoh”, cenderung meniru gaya tulisan yang mudah dipaham orang, kendatipun saya tidak terfokus meniru satu gaya tertentu. Tulisan-tulisan Hamka, Amin Rais, Jalaluddin Rahmat sangat mudah dicerna otak saya yang lamban, dan mungkin sedikit banyak mempengaruhi gaya saya menulis.
Bagi Anda yang mulai teraspirasi dengan tulisan tokoh-tokoh terkenal nasional, silahkan berbagi pengalaman dengan menuliskannya di sini atau ke email saya. (bersambung…)
Basis dan Topik Tulisan
Seperti yang sudah disinggung di pada tip sebelumnya, tulisan opini adalah berupa tanggapan dari fenemona yang lagi tren saat ini. Dalam konteks tulisan opini di koran, maka tulisan yang perlu kita tanggapi adalah sebagai berikut:
1. Isi Editorial/Tajuk sebuah media.
2. Headline/Berita utama sebuah media.
3. Tulisan opini.
4. Hari besar Nasional dan Internasional.

Siapapun yang ingin jadi penulis/pengamat hendaknya tidak pernah melewatkan tiga poin pertama di atas setiap kali membaca sebuah koran. Dan selalu mengingat poin ke empat.(1) Tanggapan Editorial/Tajuk sebuah media adalah suara atau sikap resmi dari media yang bersangkutan tentang sebuah kasus/kejadian tertentu; sesuai dengan misi media tsb. Menanggapi editorial/tajuk di harian Kompas tentu saja berbeda dengan cara kita menanggapi editorial di harian Republika, misalnya. Umumnya menanggapi tulisan editorial/tajuk harus cepat. Idealnya, tanggapan untuk tajuk/editorial hari ini dapat dikirim hari ini juga sehingga dapat dimuat esok harinya di media terkait. Namun, kalau tanggapan kita baru selesai dalam dua hari, teruskan dikirim ke media terkait, karena peluang untuk dimuat masih tinggi terutama untuk media yang tak sebesar Kompas.(2) Tanggapan Headline Media/Berita Utama juga bisa dijadikan pijakan untuk menulis. Jangan lupa untuk mencatat nama media/tanggal/bulan headlines yang kita kutip.
(3) Tanggapan Artikel Opini. Artikel opini dikenal juga dengan istilah artikel OP-ED (singkatan dari opini-editorial). Umumnya artikel OP-ED yang menanggapi artikel OP-ED lain berisi tambahan yang lebih lengkap dari yang dibahas sebelumnya atau menentang artikel yang ditanggapi.
(4) Hari besar nasional/internasional adalah tulisan yang isinya berkaitan dengan hari besar pada saat itu. Contoh, pada sekitar 21 Januari mendatang adalah Hari Raya Idul Adha. Siapkan sejak sekarang tulisan yang berkaitan dengan hari idul adha. Dan kirimkan segera ke media sebelum hari H.
Catatan: Umumnya kita mengirim tulisan yang berdasarkan tanggapan atas Editorial atau Headlines pada media yang kita tanggapi. Contoh, tanggapan Editorial/Headlines di Kompas hendaknya dikirim ke Kompas, tidak ke media lain. Namun kalau tidak dimuat di media terkait, tak ada salahnya dikirim ke media lain. Sedangkan untuk artikel OP-ED yang berkaitan dengan hari besar nasional/internasional dapat dikirim ke media mana saja.
Kalau Artikel Tidak Dimuat

Untuk Kompas dan Suara Pembaruan tulisan yang tidak dimuat biasanya mendapat pemberitahuan dari redaksi. Sedangkan di koran-koran lain tanpa pemberitahuan. Umumnya, kalau dalam waktu seminggu tulisan tidak muncul, berarti tulisan kita tidak dimuat dan bisa dikirim ke media/koran lain.
Jangan lupa, tulisan yang sama dapat dikirim ke dua media yang berbeda asal tidak sama segmennya. Contoh, satu tulisan bisa saja dikirim ke media nasional dan media daerah (tentu saja tidak sekaligus di-CC-kan dalam satu email). Tapi jangan sekali-kali mengirim satu tulisan ke dua media yang sama segmennya. Seperti pada dua media nasional atau dua media daerah yang sama. Contoh, Kompas dan Republika (dua media nasional) atau Waspada dan Harian SIB (media daerah Medan).
Sumber: www.fatihsyuhud.com
Media Nasional:
1. Republika:
Redaksi : redaksi@republika.co.id
Sekretariat Redaksi : sekretariat@republika.co.id
Webmaster ROL : webmaster@republika.co.id
2. Kompas:
(1) opini@kompas.com
(2) opini@kompas.co.id
(3)kompas@kompas.com

3. Media Indonesia
redaksi@mediaindonesia.co.id
4. Suara Pembaruan
koransp@suarapembaruan.com
opinisp@suarapembaruan.com

Kamis, 17 Juli 2008

Pengaruh sinetron terhadap perkembangan remaja

Dengan marakaknya sinetron yang melibatkan cinta di usia remaja, membuat para pemirsa televisi di kalangan remaja di Indonesia khususnya, banyak mengikuti jejak para artis yang laksana nabi utusan itu. Padahal, pada awalnya itu cuma cerita yang disuguhkan untuk menghibur khalayak, namun sayang, fungsi itu sudah tidak mempunyai khasiat apa-apa kecuali keburukan moral dan penurunan segala bentuk kreatifitas, ketekunan belajar, dan tanggung jawab seorang siswa terhadap tugas sekolah, seorang anak terhadap diri dan orang tuanya, seorang hamba terhadap penciptanya. Pacaran pun sudah menjadi suatu tradisi bahkan kewajiban yang tak bisa ditinggalkan dalam kesehariannya.Orang yang tidak atau belum memiliki pacar dianggap asing, aneh, langka, dan tidak jarang di bilang kuno, kuper or kuper alias kurang pergaulan. Yang lebih parah lagi, hubungan suami-istri pun dilakukannya tanpa rasa malu atau rasa takut ! masyaAllah !. Dari segi berpakaian sekolah pun, mulai tidak menampakkan jati diri sebagai anak sekolah atau anak yang berpendidikan. Dengan rok diatas lutut, lengan baju yang sudah jelas pendek di lipat lagi biar keren maksudnya.

Lalu siapa yang harus bertanggung jawab ?. Pemerintah, pihak sekolah, orang tua, atau dirinya sendiri ?. Semuanya !. ya, semuanya harus bertanggung jawab !. kenapa ?

Begini saja....., kalau remaja Indonesia seperti itu, bagaimana negara kita yang tercinta ini di masa yang akan datang ?. Sudah jelas kalau yang namanya pejabat pemerintah banyak yang korupsi dan tidak adil, eeh...ditambah lagi dengan perilaku remaja yang tidak sepatutnya....waduh ! mau bagaimana lagi kita ? siapa yang diharapkan ?!

Tapi jangan pesimis dulu !. masih ada kok remaja kita yang berkarya, kreatif, dan berakhlak. Tapi perbandingannya sangat jauh sekali !

Lantas siapa yang patut disalahkan ? dan bagaimana solusinya ?

Sekarang bukan saatnya saling salah-menyalahkan. Yang jelas, kepada pemerintah... perlu adanya peraturan yang mengurus tentang itu. Misalnya, melarang cerita yang berkaitan dengan percintaan di masa remaja atau batasan usia pemain. Kepada pihak film/ sinetron, sekedar menunjukkan rasa kasih sayang bahwa kalian akan ada pertanggung jawabannya di akhirat nanti. Begitupun orang tua. Karena setiap orang adalah pengurus/ pemimpin, dan akan diminta pertanggung jawaban atas yang di pimpinnya (mengutip dari sebuah hadits).

Siapapun kalian, saya percaya kalian masih punya iman. Agama apapun yang dianut kalian, saya yakin kalian masih punya moral dan motivasi untuk maju dan memajukan bangsa. Meskipun tidak dapat dipungkiri kita butuh uang, tapi jangan dijadikan alasan untuk menjadi bodoh dan membodohi orang !. Wewenang pemerintah adalah amanat. Ilmu yang dimiliki seorang Sineas adalah titipan. Anak dari seorang ibu/ ayah terlahir adalah ujian. Lalu... ?

Jangan takut copot dari jabatan kepemerintahan hanya karena adil dan bijaksana !

Jangan takut film/ sinetronnya tidak laku kalau tidak menampilkan adegan ciuman atau cinta sepasang remaja yang tak berdosa !

Jangan takut anaknya tidak pintar dan gaul kalau tidak mengikuti ajaran para selebriti !

Dan... bagi remaja sendiri, jangan pernah menjadi bunglon ! Be yourself !

kalian punya potensi yang dianugerahkan Tuhan. Renungi, gali dan kembangkanlah !.

Semoga negara kita semakin maju dengan diberdayakannya remaja generasi penerus yang mempunyai potensi-potensi yang unik dan berbeda serta membanggakan.

Kamis, 10 Juli 2008

SYUKUR ATAU KUFUR ?




Pertanyaan diatas seringkali kita abaikan. Kita cenderung menikmati pemberian Allah tanpa berpikir bagaimana cara berterima kasihnya. Kita lebih cenderung melihat beberapa kekurangan kita dibandingkan dengan kelebihan dan potensi yang kita miliki, pemberian Allah SWT yang tak kita sadari itu. Apa jadinya nasib dan keadaan kita ketika kita tidak bersyukur kepada Allah SWT ?. Dalam Al-Qur'an telah dijelaskan tentang masalah itu. Perhatikan ayat ke-7 surat Ibrahim, yang (dalam bahasa Indonesia) berbunyi : "apabila kalian bersyukur, pasti akan aku tambahkan nikmatku. Apabila kalian kufur, sesungguhnya siksaku sangat pedih".
Apa yang dimaksud dengan syukur ? dan apa itu kufur ?. Syukur menurut bahasa adalah sekedar ucapan terima kasih, biasanya cukup mengucapkan hamdalah (alhamdulillah). Syukur menurut istilah berarti mengaplikasikan segala potensi dan kemampuan yang kita miliki ke dalam bentuk perbuatan, perkataan, atau apa saja yang berbuah kebaikan, sebagai wujud terima kasih itu. Yang terakhirlah (syukur menurut istilah) yang dimaksud disini. Selain kita mengucapkan ucapan terima kasih 'Alhamdulillah, kita juga mengaplikasikannya ke dalam bentuk kebaikan seperti yang dipaparkan diatas
Sedangkan kufur adalah kebalikan dari syukur, yaitu mengingkari nikmat. Boro-boro berbuat baik sebagai bentuk terima kasih, berterima kasih saja tidak !. Malah yang ada mengeluh, menggerutu, merasa serba kekurangan, dan tidak pernah tercukupi. Padahal kalau bicara masalah cukup atau tidak, ayat diatas dapat menjawab pertanyaan itu. Agar nikmat kita bertambah, hendaknya kita bersyukurlah dulu. Sebaliknya, kalau kita kufur (ingkar nikmat), siksa Allah sangat pedih. Mau dapat tambah malah dapat siksa ! Na 'udzu billah !
Oleh karena itu, sering-seringlah kita berintrospeksi diri, merenungkan, dan menghitung setiap nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Setiap saat Setiap waktu.. Agar kita senantiasa bersyukur atas nikmat Allah yang tidak dapat dihitung itu. Sekalipun air laut dijadikan tinta untuk mencatat semua nikmat Allah. Kita renungkan saja nikmat yang kita tahu dan kita rasakan. Seperti nikmatnya melihat. Cara bersyukurnya adalah dengan menggunakan penglihatan itu kepada pandangan yang baik-baik seperti membaca Al-Qur'an dan memahami artinya, membaca buku, merenungi tanda-tanda kekuasaan Allah, dan lain-lain. Kita diberi telinga, kita diberi hidung, kita diberi kemampuan untuk berbicara, dan lain-lain. Gunakanlah fasilitas -fasilitas tersebut kepada hal-hal yang diridhai Allah SWT. Tidak dimanfaatkan dengan semena-mena terhadap hal yang bukan-bukan. Karena semua itu hanya titipan.
Kalau kita tidak bersyukur, dalam arti kufur nikmat, apakah kita keluar dari Islam ?. Tidak. Karena yang dimaksud disini adalah kufur 'amali (perbuatan) bukan kufur i'tiqodi (keyakinan yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kekafiran. Na 'udzu billahi min dzalik.
Jadi intinya.... Syukur dulu, baru nikmat akan ditambah. Insya Allah, bahkan demi Allah. Dia tidak akan menyalahi janjinya. Al-Qur'an adalah kitab suci. Al-Qur'an adalah firman Allah SWT. Wallahu a'lam.

Minggu, 06 Juli 2008

ISTIQAMAH

“maka Istiqamahlah (dalam beramal) sebagaimana yang diperintahkan kepadamu (dalam Al-Qur’an)”. ─ Hud (11) : 112 ─

Sebagian diantara kita ada yang belum atau kurang mengenal istilah/ kata ‘Istiqamah’. Kata ini berasal dari bahasa arab. Kalau dalam bahasa Indonesia, berarti teguh pendirian, tegak, atau konsisten. Tapi menurut para ulama, Istiqamah adalah tetapnya ketaatan kepada Allah SWT

Tidak jarang dan tidak sedikit orang yang goyah keimanannya, komitmen, serta prinsip hidupnya karena alasan-alasan semu meski kelihatannya luar biasa. Contoh, banyak. Seorang artis yang sudah mulai berani buka kerudung karena sudah bercerai dengan suaminya yang paham dalam bidang agama. Seorang kyai atau orang pintar yang terjun ke politik malah terlibat masalah suap dan korupsi. Seorang pemuda yang sebelumnya taat dalam beribadah dan tekun dalam belajar ilmu, setelah terjun ke dunia hiburan, sinetron, iklan, dan film, sholatnya banyak tertinggal, puasanya, serta kegiatan-kegiatan yang lainnya menjadi tidak berkualitas. Masih banyak lagi contoh-contoh yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Ada apa dengan semua ini ?!. Semua disebabkan ketidak konsistenannya dalam menjaga komitmen, memelihara niat, serta tidak konsekuen mengaktualisasikan tujuan semula.

Penyebab ketidak istiqamahannya beragam. Selain dikaruniai akal, manusia juga diberikan nafsu. Nafsu itulah yang mempengaruhi pendirian kita. Tentu saja disini nafsu Fujur (nafsu jahat). Karena ada nafsu Taqwa (yang cenderung kepada kebaikan), ada juga nafsu Fujur (sebaliknya). Tapi disini bukan untuk menjelaskan tentang nafsu.

Alasan lain, karena mungkin niatnya dalam beramal atau melakukan suatu kebaikan tidak ikhlas. Padahal Iblis pun tidak sanggup menggoda orang yang ikhlas. Kebanyakan diantara kita, yang menyebabkan goyahnya pendirian adalah masalah ekonomi.

Sikap istiqomah pernah dicontohkan oleh Rosulullah SAW, ketika dibujuk oleh pamannya Abu Thalib untuk meninggalkan dakwahnya. Rosululllah berkata : “Wahai pamanku, demi Allah, kalau mereka (orang kafir) meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan urusan agama ini (dakwah), tidaklah aku akan meninggalkannya sehingga Allah SWT memberi kemenangan agama ini atau aku hancur di dalamnya”.

Contoh yang lain adalah, kisah Bilal yang tetap mengucapkan kata “Ahad)....ahad....ahad !”, meski dicambuk dan kulitnya melepuh karena dibakar diatas pasir panas dan ditindih batu yang besar diatas perutnya. Subhanallah !.

Bagaimana dengan kita ?.

Semoga kita diberikan taufik dan hidayah agar dapat Istiqamah dijalan-Nya untuk menggapai rohmat, maghfiroh, dan ridha-Nya. Sehingga hidup menjadi (lebih) bermakna. Amin

OPTIMIS !

“katakanlah wahai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat allah . sesungguhnya allah mengampuni semua dosa-dosa (kecuali syirik). sesungguhnya Dia maha pengampun lagi maha pengasih” (Azzumar : 53)

Sedih dan prihatin rasanya melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini. Selain kenaikan BBM dan bahan-bahan pokok lainnya, juga para petingginya yang… masyaAllah. Orang miskin semakin kelaparan. Anak-anak banyak yang kurang gizi. Banyak orang pinggiran yang terkena penyakit. Mulai dari penyakit demam berdarah sampai penyakit TBC. Orang kaya enak jalan-jalan ke puncak. Pesta pora. Liburan ke luar negeri, tanpa sedikitpun peduli kepada mereka yang susah.

Siapa yang harus disalahkan ?. bukan saatnya saling menyalahkan !. sekalipun butuh jawaban, jawabannya adalah “kita” !. ya. Kitalah yang salah. Salah terlalu mengandalkan pemerintah bukan tawakal kepada Allah dan melakukan usaha semaksimal yang kita mampu tanpa meninggalkan ibadah. Salah karena kita selalu melihat kejelekan orang lain bukan introspeksi diri. Selalu mementingkan diri sendiri daripada orang lain.

Jangan berpikir tidak mempunyai keahlian, ijazah, pengalaman, relasi, atau apapun itu namanya !. jangan ! sekali lagi jangan !. Allah tidak akan menyengsarakan kita. Allah akan memberikan jalan keluar dari semua urusan kita apabila kita bertaqwa. Sudahkah kita taqwa ?. itu masalahnya.

Dalam surat At-Thalaq ayat 2-3, Allah SWT berfirman : “ (2)… barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar (3) Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya…

Mungkin bukan saatnya membahas tentang taqwa, karena kata ini sering kita dengar sejak dari kecil sampai sekarang. Di setiap jum’at atau ceramah-ceramah di pengajian, kata ini sering kita jumpai. Tidak asing ditelinga tapi asing dalam pelaksanaannya. Apakah kita harus berhenti disitu ? tanpa mengadakan perubahan ?. apakah kita terlalu fokus kepada dosa-dosa kita ? salah !

Kalau kita cenderung banyak dosa, minta ampunlah kepada-Nya. Jangan putus asa dari rahmatnya. Perhatikan ayat diatas (Az-Zumar : 53).

Di samping itu jangan pula terlalu menyalahkan diri sendiri tanpa adanya perubahan ke arah yang lebih baik. Yang ada malah depresi, stress, dan gangguan penyakit jiwa lainnya.

Kita harus optimis ! jangan menyerah dengan keadaan !. Rohmat Allah luas !. perhatikan kembali ayat diatas (Az-Zumar : 53) pada poin “jangan berputus asa dari rahmat Allah !”. Meski kita banyak melakukan dosa, baik kepada Allah SWT maupun terhadap hamba-hamba-Nya, Allah sendiri yang melarang kita untuk berputus asa dari rahmat-Nya. Subhanallah ! sungguh Allah SWT maha pengampun lagi maha pengasih.

Orang yang optimis selalu berpikir positif. Seperti melihat setengah gelas air, ia berkata “masih ada setengah lagi”. Sebaliknya orang pesimis berkata : “yaah.. cuma setengah lagi”. Orang optimis selalu melihat kelebihan bukan kekurangan. Selalu melihat kekuatan daripada kelemahan. Menangkap peluang bukan menyia-nyiakannya. Itulah yang selalu diucapkan para motivator sukses

Apalagi yang dikwatirkan ?. Lakukan sesuatu yang dapat meraih keridha-an Allah SWT, mohon pengampunan-Nya ! gapai rahmat-Nya. Jadikan hidup kita lebih berarti dan bahagia Dunia-Akhirat dibawah naungan-Nya. Jangan lupa Istiqamah ! (teguh pendirian). Semoga Allah memberi kita kemudahan-kemudahan dalam menghadapi hidup. Amin

Senin, 30 Juni 2008

Semangat

Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan (Al-Insyiroh : 5-6)

Banyak remaja atau siapapun yang ambisi dan sok pahlawan dalam memandang cita-citanya. seakan dia mampu dan yakin mewujudkan cita-cita itu. Namun ketika mendapatkan hambatan, ujian, cobaan, ia tak sanggup lagi meneruskan perjuangan untuk menggapai cita-citanya itu. Entah kenapa, yang jelas kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa itu bukan jodohnya, ini bukan jalanku, aku tidak cocok disini, tidak pantas menjadi itu dan masih banyak lagi alasan-alasan yang lain yang membuat seseorang menjadi kehilangan semangat alias nge-down. frustasi. biasanya orang seperti ini kurang masukan khususnya membaca buku. Padahal banyak buku-buku yang menyajikan tema-tema berbau motivasi. Kalau alasannya malas membaca, memang benar dan selayaknyalah orang seperti itu dilanda penyakit bodoh, miskin, sering terpuruk, dan merasa terbelakang. Sungguh kasihan orang seperti ini !. Ia tidak dapat menikmati karunia Allah yang telah diberikan kepada setiap hambanya termasuk potensi yang dimilikinya. Lalu bagaimana solusinya ?
Sebenarnya banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang menegaskan agar kita jangan berputus asa. Begitu pula hadits-hadits yang dikemukakan oleh rosulullah SAW.
Salah satu ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan itu adalah surat Al-Insyiroh : 5-6 yang berbunyi " (5) maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan (6) sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Pada ayat-ayat tersebut terdapat kata "sesungguhnya" yang dalam bahasa 'arabnya "Inna" yang digunakan untuk memperkuat dan menegaskan terhadap lafadz-lafadz dalam bahasa 'arab tak terkecuali dengan ayat-ayat diatas. Terlebih ayat tersebut dinyatakan dua kali !. Subhanallah ! begitu kuat ayat ini menjelaskan kepada kita tentang sebuah arti kesulitan dan kegagalan.
Saya rasa 2 ayat tersebut diatas saja cukup untuk memotivasi kepada kita agar selalu tetap semangat menghadapi setiap masalah dan menyongsong masa depan yang lebih cerah yang dinaungi dengan rohmat dan ridho Allah. Meski masa depan itu samar, tidak ada yang tahu kecuali Allah SWT dan hamba-hamba-Nya yang Ia kehendaki, tetapi kita dianjurkan mempersiapkan segala hal untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang ada. Maka dari itu, selayaknyalah kita mengarahkan tujuan kita hanya kepada Allah. Segala sesuatunya ikhlas karena Allah. Semuanya dilakukan untuk menggapai rohmat Allah SWT. Karena keinginan atau
cita-cita selain kepada Allah itu batil, sia-sia, dan rugi. Karena bagaimanapun juga kita akan kembali pada-Nya. Wallahu A'lam

Minggu, 29 Juni 2008

Kutemukan jati diriku di Pondok Pesantren

Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), aku berangkat ke sebuah pondok pesantren salafy (tradisional) daerah Cisarua Bogor, diantar oleh keluargaku satu mobil. Waktu itu belum banyak santri yang datang karena seperti biasa setelah libur panjang Idul Fitri. Saat keluarga yang mengantarku pulang, aku tidak merasakan kesedihan ataupun kecemasan karena jauh dari kedua orang tua dan sanak saudara. Pada waktu malam hari menjelang tidur aku mulai merasa sedih karena teringat orang-orang yang ada di kampung. Keluarga, sahabat, dan kerabat lainnya yang terdekat khususnya. Baru saja kemarin aku masih bercakap-cakap dengan mereka, bercanda ria, tertawa bersama, serta saling bertukar pikiran dengan mereka. Aku berusaha untuk melupakan semua itu karena bisa mengganggu konsentrasi belajarku. Malam itu aku tidak sulit memejamkan mata dan langsung tidur. Namun sekitar pukul 00 : 30 tengah

malam aku terjaga dan meneteskan air mata. Aku bermimpi bermain dengan dengan teman-temanku di kampung dan bertemu dengan saudara-saudaraku. Aku berdo'a kepada Allah SWT. Aku memohon agar tidak terjadi apa-apa terhadap mereka begitupun aku. Aku pun memohon agar Allah SWT memberiku ketenangan.

Sekitar pukul 07 pagi, anak-anak santri mulai mengaji dan membawa kitab-kitabnya ke majlis ta’lim samping masjid tempat ngaji digelar. Kitab-kitab kuning yang dipelajari waktu itu adalah Jurumiyah, Alfiyah, Safinatunnaja, dan Fathul qorib. Pengajian pun dimulai. Seperti biasa, sebelum membahas kitab jurumiyah, sebelumnya selalu diadakan Tanya-jawab. Pak Kyai selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan sekitar Nahwu-Sharaf. Jumlah kalimah (kata) yang terdapat pada Kalam (kalimat) tertentu.

Aku salut pada seorang anak santri yang usianya jauh dibawahku. Ia selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan tepat dan cerdas. Biasanya kalau tidak ada yang bisa menjawab, pertanyaan itu dilemparkan kepada orang lain. Giliran dia tidak pernah lewat pertanyaan itu. Subhanallah !

Bagusnya aku tidak ikut ditanya, mungkin karena aku masih baru. Esok harinya, sekitar pukul setengah tujuh pagi sebelum pengajian dimulai, aku dating ke kamarnya untuk belajar seputar Tanya-jawab agar ketika aku ditanya, setidaknya tidak terlalu gelap. Orang itupun memberitahuku. Pada saat pengajian, aku mendapat pertanyaan dan alhamdulillah aku dapat menjawabnya. Dua hari berlalu. Hari ketiga, orang tersebut mencuekkanku. Ia tidak memberitahuku seperti hari-hari sebelumnya. Entah kenapa dia seperti itu. Ternyata menurut santri yang lain, orang itu memang sombong dan jual mahal terhadap ilmu. Harus ada imbalannya kalau mau bertanya seputar ilmu. Aku mulai panik. Aku kwatir tidak bisa menjawab pertanyaan Kyai yang padahal semua itu tidak patut untuk ditakuti. Aku mulai kesal dan bergegas melangkahkan kakiku dengan mantap seraya membaca basmalah. Alhamdulillah sebelumnya aku pernah belajar di pondok pesantren yang tempatnya tidak jauh dari rumahku meski tidak lama. Jadi aku berusaha menjawab pertanyaan sekenanya. Waktu itu tidak diadakan Tanya-jawab, karena pak Kyai mempunyai jadwal tertentu. Jadi dipersingkat.

Kembali ke kamar aku mulai menghafal apa yang aku dapat. Aku bertanya seputar ilmu yang dipelajari disana kepada santri senior pada waktu-waktu kosong. Disanalah aku mulai mengenal dunia persaingan. Dan persaingan itu insyaAllah positif apabila diniatkan dengan ikhlas. Sebelumnya aku tidak pernah mengenal belajar, menghafal, dan bersaing sehat. Tapi saat itu, saya merasa harus membawa sesuatu yang sangat berharga ketika pulang ke kampung halaman. Inilah salah satu langkah awal untuk mencapai itu. Semoga semua itu mendapat rohmat dan ridho dari Allah SWT.

Selasa, 24 Juni 2008

seluk beluk

Alhamdulillah. tidak disangka-sangka bahwa saya bisa punya blog juga kayak orang-orang. Terus terang saya termasuk orang udik, nora, Kuper (kurang Pergaulan, dan Kupas (Kurang Pemasukan). Saya sebelumnya boro-boro mengenal Blog, Internet saja saya nge-blank, e-mail aja sering denger tapi gak tau kayak gimana. komputer aja punya kakak di rumah error melulu gara-gara ulah tangan saya yang sok tahu. pertama saya punya e-mail, ceritanya cukup panjang tapi saya ringkas saja ya ?. Waktu itu jalan-jalan ke kebun raya, ketemu bule asal Polandia. ngasih kartu nama yang ada e-mailnya. Saya bingung harus di gimanain e-mail ntu !. saya mah bisanya cuman telepon doang. ya udah deh kita mah lanjut aja ngobrol. Minggu depan ketemu lagi sama orang bule asal Belanda. Saya tanya no hp/ teleponnya. dia kagak kasih. malah nanyain e-mail. ya udah saya jawab aja baru mau buat. pas pulang langsung nanyain ke kakak tapi susah kalo teori doang mah. Saya datang ke warnet dan belajar disana. Alhamdulillah jadi bisa buat e-mail. Terus ada yang mau dibuatkan e-mail, insya allah bisa bantu. Mengenai belajar bahasa inggris pun punya sejarah tersendiri. Aduh-aduh... senengnya bukan main dakh, hasrat yang selama ini membara sudah tercapai (yakni bpunya blog). Alhamdulillah... alhamdulillahirobbil'alamiiin...
(ketauan kan kalo orang udik ? he...he....he....!). nanti dilanjut lagi. wassalam

Pemanasan

Assalamu'alaikum semua para pencinta dunia maya !
ini sekedar pemanasan alias perkenalan blog saya yang baru dari sekian blog yang saya buat. buat blog ternyata gampang-gampang susah. tapi dengan kehendak Yang Maha Kuasa, Blog ini selasai juga. Alhamdulillah. jadi bagi anda-anda semua yang mau tahu lebih jauh perkembangan blog saya ini, silakan saksikan terus ! jangan sampai ketinggalan !. karena nantinya bakal ada tulisan-tulisan atau kisah kisah lucu, menarik, memotivasi dan macam-macam. tapi jangan lupa waktu apalagi Sholat.